MAKALAH
STRUKTUR
DAN FUNGSI SEL TUMBUHAN
Dosen pengampu
Hesty Wahyuningsih,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : NOVA FIRDA YENA
NIM : 1603005
Program : S1 Pendidikan Biologi
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
TUNAS PALAPA
Lampung Tengah
2018 / 2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunianya sehingga atas segala
bimbingan dan petunjuknya. Penulis dapat menyelesaikan makalah tentang struktur dan fungsi sel tumbuhan.
Keberhasilan makalah ini
berkat kerja keras dan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak.
Atas
segala bantuan, bimbingan dan petunjuknya. Semoga Allah SWT memberikan balasan
yang baik. Semoga makalah ini berguna
bagi pembaca. Penulis mengakui bahwa makalah ini memiliki keterbatasan dalam
berbagai hal oleh karena itu tidak ada yang terselesaikan dengan sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini.
Maka dari itu kritik dan saran penulis harapkan.
Terusan Nunyai, April
2018
Penulis
Nova Firda Yena
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................. ............ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bagian sel tumbuhan...................................................................................... 3
2.2 Gambar sel tumbuhan.................................................................................... 5
2.3 Perbedaan sel prokariotik dan eurokariotik.................................................... 6
2.4 Perbandingan bagian-bagian sel yang hidup dan yang mati............................ 8
2.5 Menggambarkan struktur dan perkembangan dinding sel .............................. 10
2.6 macam – macam benda ergastik.................................................................... 16
2.7 Menyebutkan fungsi organel sel tumbuhan.................................................... 25
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 27
3.2 Saran................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Sel adalah satuan unit terkecil dari kehidupan. Setiap makhluk hidup
tersusun atas banyak sel (multiseluler), namun ada juga yang hanya
tersusun atas satu sel (uniseluler).sel tumbuhan merupakan sel
eukariotik. Organisme eukariotik memiliki inti sejati yang dibatasi membran
(membran inti). Eu berarti sejati dan karyon berarti inti. Ukuran
selnya relatif besar (10-100 μm) dan memiliki organel yang dibatasi membran
seperti RE, badan golgi, mitokondria, dan lisosom.
Organisme prokariotik adalah makhluk hidup yang inti selnya tidak memiliki selaput atau membran. Pro berarti primitif dan karyon berarti inti. Ukurannya kecil ( 0,5-1 μm) dan tidak memiliki organel dengan sistem endomembran (nukleus, mitokondria, plastida). Contoh organisme prokariotik ada di kingdom monera.
Autotrof adalah organisme yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik.
Tumbuhan termasuk organisme autotrof karena memiliki klorofil yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Klorofil adalah zat hijau daun yang dihasilkan oleh kloroplas.
Selain kloroplas, sel tumbuhan juga memiliki organel-organel lain. Organel tersebut ada yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan ada juga yang terdapat di sel lain.Oleh karena itu untuk memperdalam materi struktur dan fungsi sel tumbuhan.Penulis membuat makalah tentang struktur dan fungsi sel tumbuhan.
Organisme prokariotik adalah makhluk hidup yang inti selnya tidak memiliki selaput atau membran. Pro berarti primitif dan karyon berarti inti. Ukurannya kecil ( 0,5-1 μm) dan tidak memiliki organel dengan sistem endomembran (nukleus, mitokondria, plastida). Contoh organisme prokariotik ada di kingdom monera.
Autotrof adalah organisme yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik.
Tumbuhan termasuk organisme autotrof karena memiliki klorofil yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Klorofil adalah zat hijau daun yang dihasilkan oleh kloroplas.
Selain kloroplas, sel tumbuhan juga memiliki organel-organel lain. Organel tersebut ada yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan ada juga yang terdapat di sel lain.Oleh karena itu untuk memperdalam materi struktur dan fungsi sel tumbuhan.Penulis membuat makalah tentang struktur dan fungsi sel tumbuhan.
2.2 Tujuan
- Mengetahui
Bagian sel tumbuhan
- Mengetahui
gambar sel tumbuhan
- Perbedaan sel
prokariotik dan eurokariotik
- Perbandingan bagian-bagian
sel yang hidup dan yang mati
- struktur dan
perkembangan dinding sel
- macam – macam
benda ergastik
- Menyebutkan
fungsi organel sel tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagian sel tumbuhan
Bagian – bagian
sel tumbuhan selalu berperan penting dalam menjaga kondisi dan menjalankan
fungsinya. Beberapa organel yang membentuknya tentunya berbeda dengan yang
dimiliki oleh hewan..
1. Nukleus (inti
sel)
Nukleus merupakan salah satu pusat utama sel dimana fungsi dari nukleus
ini adalah untuk mengkoordinasikan proses metabolisme yang ada di dalam sel.
2. Kloroplas
(plastida)
Plastida adalah bagian dari organel sel pada tumbuhan yang membawa
pigmen. Dan, pigmen ini ada pada kloroplas itu sendiri sehingga dengan itu
tumbuhan mampu melakukan fotosintesis dengan sempurna.
3. Ribosom
Ribosom inilah yang menjadi tempat untuk sintesis protein, dan organel
sel ini terdiri dari protein dan asam ribonukleat (40 dan 60%).
4. Mitokondria
Gunanya adalah untuk memecah karbohidrats kompleks dan gula sehingga
bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri.
5. Badan golgi
Fungsinya dalah untuk mengangkut zat kimia dari dan keluar dari sel
setelah lemak dan protein disintesis ole retikulum endoplasma.
6. Retikulum
endoplasma
Fungsi utama dari organel sel ini adalah sebagai jalur penghubung
antara inti dan sitoplasma dalam tumbuhan.
7. Vakuola
Fungsinya dalah untuk mengatur tekanan turgor, serta menyimpan banyak
zat kimia, bahkan membantu pencernaan intraselular molekul kompleks.
8. Peroksisom
Fungsinya adalah memecah asam lemak menjadi gula, serta membantu
kloroplas dalam proses fotorespirasi.
b. Gambar sel tumbuhan
c. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariorik
Karakteristik
|
Prokariotik
|
Eukariotik
|
Ukuran sel
|
Umumnya
0,5-5um
|
10-100um
|
Inti sel
|
Tidak
terbungkus membran inti sehingga tidak disebut nukleus tetapi nukleoid
|
Terbungkus
membran inti (inti sejati) dan memiliki anak inti sel (nukleolus)
|
Organel yang
terbungkus membran
|
Tidak ada
|
Ada, seperti
lisosom, kompleks Golgi, mitokondria, retikulum endoplasma, dan kloroplas
|
Flagela (bulu
cambuk)
|
Tersusun atas
2 berkas protein
|
Tersusun atas
mikrotubulus rangkap
|
Glikokaliks
|
Ada, berupa
kapsul atau lapisan lendir
|
Ada, pada sel
yang tidak memiliki diding sel
|
Dinding sel
|
Biasanya ada,
tersusun atas peptidoglikan
|
Jika ada,
struktur kimianya sederhana
|
Vesikula gas
|
Ada
|
Tidak
|
Membran sel
|
Tanpa
karbohidrat dan biasanya tanpa sterol
|
Sterol dan
karbohidrat ada sebagai reseptor
|
Sitoplasma
|
Tanpa
sitoskeleton atau aliran sitoplasmik
|
Ada
sitoskeleton dan terjadi aliran sitoplasmik
|
Ribosom
|
Ukuran kecil
|
Ukuran besar
|
Kromosom
(DNA)
|
Kromosom
tunggal melingkar tanpa protein histon
|
Kromosom
linear melipat dengan terikat protein histon
|
Pembelahan
sel
|
Pembelahan
biner
|
Mitosis
|
Rekombinasi
seksual
|
Tanpa
meiosis, hanya transfer fragmen DNA
|
Meiosis
|
Sensitivitas
terhadap antibiotik
|
Sensitif
|
Tidak
sensitif
|
Perbedaan sel
prokariotik dan sel eukariotik
Sel prokariotik juga tidak memiliki
sistem membran dalam (endomembran). Organisme yang tersusun atas sel
prokariotik disebut organisme prokariot. Organisme yang tersusun atas sel
eukariotik (baca: yukariotik; eu = sejati,
karyon = inti) disebut organisme eukariot.
Sel Prokariotik
Contoh
organisme prokariotik adalah bakteri. Prokariot merupakan organisme bersel
satu, meskipun sebagian berupa rantai atau kumpulan beribu-ribu individu. Sel dibungkus
oleh membran (plasma) sel dan, dalam banyak kasus, juga dinding yang kuat.
DNA sel
prokariotik tidak terbungkus membran, melayang bebas dalam suatu bagian yang
disebut nukleoid. Bagian sel lainnya disebut sitoplasma. Sitoplasma mengandung
cairan kental seperti jeli yang disebut sitosol. Di dalam sitoplasma terdapat
struktur sangat kecil yang disebut ribosom. Ribosom bertugas menghasilkan
protein berdasarkan perintah yang disandikan dalam DNA.
Sel Eukariotik
Seperti
prokariotik, sel uekariotik memiliki sitoplasma, membran sel, dan ribosom.
Tetapi sel eukariotik biasanya jauh lebih besar. Selain ukurannya lebih besar,
terdapat juga struktur yang terbungkus membran yang disebut organel. Meliputi
organel inti, retikulum endoplasma, lisosom, kloroplas, dan lain-lain. Inti
adalah organel terbesar dan mengandung DNA, yang merupakan informasi genetika
(terwariskan) sel. Ada juga mitokondria yang menghasilkan energi dari makanan.
Jadi, sel
uekariotik lebih kompleks dibandingkan sel prokarioti
d. Perbedaan
sel mati dan sel yang hidup
Perbedaan
sel hidup dengan sel mati
adalah pada struktur dan
aktifitas dari masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih
memiliki peranan penting dalam metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal
itu di tandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan
adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah
sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan
hanya berupa dinding sel. Contoh sel hidup adalah sel yang terdapat pada
tangkai tanaman jarak, umbi bawang merah, daun hydrilla, dan kentang sedangkan
sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu.
Seladalah
struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan
hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup
harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding
sel. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya
berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel
menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun
faktor lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan
bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun.
-
Sel bawang
merah terlihat seperti papan-papan atau segi empat tidak beraturan yang
disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah
inti sel yang terletak di tengah sel.
-
sel kapas berbentuk memanjang seperti pita.
Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak
memiliki organel-organel di dalam selnya, sehigga sel kapas merupakan sel mati.
Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat
pada tumbuhan. Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam
tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada
saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari
epidermis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan
kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai
panjang maksimum. Pada saat itu serat merupakan sel yang sangat panjang
dengan dinding tipis yang menutup protoplesma dan inti. Pada saat yang sama
dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar
yang disebut linter. Lima belas sampai delapan belas hari berikutnya mulai masa
pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan terbentuknya
lapisan-lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Kapas banyak
digunakan dalam industri tekstil
e. struktur
dan perkembangan dinding sel
Adanya dinding sel pada sel
tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding
sel ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas. Sejak itu, ada
banyak penelitian dengan berbagai metode baik secara kimia, fisika, maupum
morfologi. Penelitian ini didukung dengan kemajuan dalam bidang kimia organik,
sinar X, penggunaan mikroskop cahaya, dan mikroskop pemolaran, bahkan
akhir-akhir ini dengan mikroskop elektron.
Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi sel di bawahnya. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong mekanis organ tumbuhan, khususnya pada dinding tebal. Dinding sel memengaruhi metabolisme penting jaringan tumbuhan, seperti penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi.
Bahan utama dinding sel adalah selulosa. Molekul ini merupakan rantai glukosa yang panjangnya mencapai 4 mm. di dalam dinding sel, selulosa bergabung dengan polisakarida yang lain yaitu hemiselulosa dan pectin (campuran poliuronida). Lignin suatu polimer dari unit fenilpropanoida dapat mengeraskan dinding sel. Lignin merupakan suatu senyawa yang kompleks dan homogeny. Senyawa lain, bahkan, organic dan anorganik, misalnya air, terdapat dalam dinding sel dalam jumlah yang beragam. Bahan organic seperti kutin, suberin, dan lilin adalah senyawa yang mengandung lemak yang sangat umum ditemukan pada permukaan jaringan pelindung tumbuhan. Kutin terdapat pada epidermis, sedangkan suberin pada jaringan pelindung sekunder, yaitu gabus. Lilin terdapat dalam paduan dengan kutin dan suberin, dan juga pada permukaan kutikula, yaitu lapisan kutin yang menutup dinding luar epidermis.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan dinding sel.
a. Lamella tengah atau lapisan antar sel. Lamella tengah terdapat diantara dua dinding primer dari dua sel yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzim pektinase dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pektin menyebabkan jaringan terurai (disintegrasi) menjadi sel individual. Prosedur ini disebut meserasi (maceration).
b. Dinding primer. Dinding primer adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa antar sel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian
Dindig sel yang berkembang dalam sel selama sel masih mengadakan pertumbuhan.
c. Dinding sekunder. Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Di antara ketiga lapisan ini biasanya lapisan tengah paling tebal. Ada juga sel yang mempunyai dinding sekunder lebih dari tiga lapisan. Ada yang menggunakan istilah dinding tersier untuk lapisan dalam dinding sekunder. Menurut Frey Wyssling (1976), lapisan yang paling dalam (lamella tersier) mempunyai sifat yang berbeda dengan dinding sekunder yang ada. Lamella ini dapat berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan membranogenoat dan lapisan yang penuh dengan bintil.
Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi sel di bawahnya. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong mekanis organ tumbuhan, khususnya pada dinding tebal. Dinding sel memengaruhi metabolisme penting jaringan tumbuhan, seperti penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi.
Bahan utama dinding sel adalah selulosa. Molekul ini merupakan rantai glukosa yang panjangnya mencapai 4 mm. di dalam dinding sel, selulosa bergabung dengan polisakarida yang lain yaitu hemiselulosa dan pectin (campuran poliuronida). Lignin suatu polimer dari unit fenilpropanoida dapat mengeraskan dinding sel. Lignin merupakan suatu senyawa yang kompleks dan homogeny. Senyawa lain, bahkan, organic dan anorganik, misalnya air, terdapat dalam dinding sel dalam jumlah yang beragam. Bahan organic seperti kutin, suberin, dan lilin adalah senyawa yang mengandung lemak yang sangat umum ditemukan pada permukaan jaringan pelindung tumbuhan. Kutin terdapat pada epidermis, sedangkan suberin pada jaringan pelindung sekunder, yaitu gabus. Lilin terdapat dalam paduan dengan kutin dan suberin, dan juga pada permukaan kutikula, yaitu lapisan kutin yang menutup dinding luar epidermis.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan dinding sel.
a. Lamella tengah atau lapisan antar sel. Lamella tengah terdapat diantara dua dinding primer dari dua sel yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzim pektinase dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pektin menyebabkan jaringan terurai (disintegrasi) menjadi sel individual. Prosedur ini disebut meserasi (maceration).
b. Dinding primer. Dinding primer adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa antar sel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian
Dindig sel yang berkembang dalam sel selama sel masih mengadakan pertumbuhan.
c. Dinding sekunder. Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Di antara ketiga lapisan ini biasanya lapisan tengah paling tebal. Ada juga sel yang mempunyai dinding sekunder lebih dari tiga lapisan. Ada yang menggunakan istilah dinding tersier untuk lapisan dalam dinding sekunder. Menurut Frey Wyssling (1976), lapisan yang paling dalam (lamella tersier) mempunyai sifat yang berbeda dengan dinding sekunder yang ada. Lamella ini dapat berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan membranogenoat dan lapisan yang penuh dengan bintil.
Beberapa peneliti menggunakan
istilah berkas lamella tengah untuk lapisan dinding sel berlignin yang
kompleks, yang tampak homogen dalam pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya
tanpa pra-perlakuan. Berkas lamella tengah terdiri atas tiga lapisan, yaitu
berdasarkan pada sifat dan penggabungan dinding primer, dan dinding sekunder
dari kedua sel yang berdampingan.
a.
Pembentukan sel
Selama mitosis, pada telofase, fragmoplas meluas dan membentuk barisan atau
deretan. Pada waktu yang sama, di daerah ekuator dibentuk cawan sel, yang
dihasilkan oleh protoplas baru yang mulai membentuk fragmoplas di bagian dalam.
Di daerah tempat dibentuknya cawan sel, mikrotubula fragmoplas tidak tampak.
Semakin meluas cawan sel, mikrotubula fragmoplas semakin mendekati dinding sel
yang membelah. Pada waktu cawan seel belum mencapai dinding sel yang membelah,
inti sel muda akan mencapai tahap tertentu dalam pembentukan dinding inti dan
anak inti. Apabila cawan sel sudah mencapai semua bagian dinding sel yang
membelah, fragmoplas akan lenyap. Pada tahap ini kekentalan cawan sel meningkat
dan secara bertahap cawan sel akan berubah bentuk menjadi senyawa antar sel
atau lamela tengah.
Pada pengamatan
menggunakan mikroskop elektron akan tampak bahwa pembentukan cawan sel dimulai
dengan pemusatan dan penggabungan sejumlah besar kantong kecil turunan badan
Golgi dan kemungkinan juga kantong kecil dari RE (retikulum endoplasma).
Mikrotubula dan fragmoplas mengarahkan kantong kecil ini menuju daerah ekuator.
Di kedua sisi
lamela tengah terdapat lamela tipis yang dihasilkan oleh protoplas sel anak.
Pembentukan lamela ini merupakan tahap permulaan dalam perkembangan dinding
baru sel anak. Dinding ini terdiri atas mikro-serabut yang mengandung selulosa
dan matriks tidak mengandung selulosa. Matriks dinding terutama terdiri atas
senyawa pektin dan hemiselulosa. Matriks dinding juga disekresi oleh kantong
kecil Golgi, dan menurut beberapa peneliti, selain Golgi, RE juga berperan
dalam produksi matriks.
Mikrotubula
sitoplasma tepi biasanya berorientasi paralel dengan serbut selulosa dalam
berhubungan dengan plasmalema. Menurut Preston (1974) butiran yang terdapat
pada permukaan luar plasmalema terlibat dalam biosintesis dan orientasi
mikro-serabut selulosa dalam dinding sel. Akhir-akhir ini dipelajari tentang
pembentukan mikro-serabut selulosa selama regenerasi dinding sel dengan
protoplas yang diisolasi.
Pada
perhubungan dinding baru dengan dinding sel induk, lamela tengah lama dan baru
terpisah oleh dinding primer sel induk. Pada dinding primer sel induk, pada
tempat perhubungan dinding lama dan baru terdapat suatu rongga yang seperti
segitiga pada penampang melintangnya. Rongga ini terus membesar sampai mencapai
lamela tengah sel induk dan terjadilah hubungan antara lamela tengah sel
induk dengan lamela tengah baru. Apabila rongga ini terus tumbuh dan senyawa
antar sel tidak mengisinya, akan terbentuk rongga antar sel.
Dinding
sekunder berkembang pada permukaan dalam dinding prmer. Dinding sekunder juga
terdiri atas mikro-serabut selulosa, yaitu suatu matriks yang terdiri atas
polisakarida, termasuk hemiselulosa. Selain itu, terdapat juga lignin, suberin,
kutin, lilin, tanin, garam anorganik, misalnya Ca karbonat, Ca oksalat, silika,
dan senyawa lain.
Umumnya lignin
pertama kali tampak sebagai senyawa antar sel dan dinding primer, kemudian
menyebar ke arah sentripental ke dalam dinding sekunder. Di dalam serabut floem
primer Phoradendron flavescens, dinding primer tidak mengandung lignin,
sedangkan dinding sekunder berlignin.
b.
Struktur
dinding sel
Struktur halus
dinding sel, terutama dinding sekunder, pada akhir abad ini sangat intensif
dipelajari. Banyak penelitian dilakukan karena pentingnya serabut dalam
industri. Penelitian dilakukan secara morfologis dan dengan pendekatan
fisikokimia. Dengan memadukan hasil kedua bidang ini, diperoleh gambaran yang
agak jelas mengenai struktur halus dinding sel.
1. Hasil Penelitian secara Morfologi
Apabila serabut trakeida diperiksa di bawah mikroskop cahaya tanpa perlakuan khusus, tampak lapisan pada penampang melintangnya, yang dengan perlakuan khusus dan perbesaran kuat dari mikroskop cahaya dapat dilihat lamela yang lebih halus. Lamela ini ada yang terpusat (konsentris), menjari, atau mempunyai susunan rumit. Dengan metode Bailey, dkk, dapat ditemukan bahwa dinding sel dibentuk dari suatu sistem benang mikroskopis yaitu serabut. Dinding sel terdiri atas dua sistem yang mengadakan interpenetrasi secara terus menerus, yaitu sistem serabut selulosa dan sistem rongga mikrokapiler. Rongga ini berisi lignin, kutin, suberin, hemiselulosa, dan bahan organik lain, bahkan kristal mineral. Bahan di antara serabut adalah matriks yang tidak mengandung selulosa. Pada elemen pembuluh dan sel sklerenkim, lapisan ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Dan ternyata lignin, pektin, hemiselulosa, maupun bahan organik lain yang terdapat dalam ruang interserabut berbeda, atau orientasi mikroserabut dalam berbagai lapisan dinding berbeda.
1. Hasil Penelitian secara Morfologi
Apabila serabut trakeida diperiksa di bawah mikroskop cahaya tanpa perlakuan khusus, tampak lapisan pada penampang melintangnya, yang dengan perlakuan khusus dan perbesaran kuat dari mikroskop cahaya dapat dilihat lamela yang lebih halus. Lamela ini ada yang terpusat (konsentris), menjari, atau mempunyai susunan rumit. Dengan metode Bailey, dkk, dapat ditemukan bahwa dinding sel dibentuk dari suatu sistem benang mikroskopis yaitu serabut. Dinding sel terdiri atas dua sistem yang mengadakan interpenetrasi secara terus menerus, yaitu sistem serabut selulosa dan sistem rongga mikrokapiler. Rongga ini berisi lignin, kutin, suberin, hemiselulosa, dan bahan organik lain, bahkan kristal mineral. Bahan di antara serabut adalah matriks yang tidak mengandung selulosa. Pada elemen pembuluh dan sel sklerenkim, lapisan ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Dan ternyata lignin, pektin, hemiselulosa, maupun bahan organik lain yang terdapat dalam ruang interserabut berbeda, atau orientasi mikroserabut dalam berbagai lapisan dinding berbeda.
Tampaknya
lapisan pada dinding sekunder sering kali terjadi karena perbedaan kepadatan
serabut. Bagian yang jumlah serabut per unit areanya lebih banyak dan lebih
tebal akan berwarna gelap. Daerah yang jumlah serabutnya tidak begitu banyak
merupakan daerah terang, serabutnya longgar, dan ruang kapiler di antara
serabut besar.
Dinding
sebagian serabut berlignin. Dengan menggunakan mikroskop elektron tampak bahwa
setiap serabut tersusun dari lamela yang terdiri atas dua bagian, yaitu
selulosa dan lignin. Setiap lamela dihasilkan dalam waktu 24 jam. Bobak dan
Necessany (1967) berkesimpulan bahwa kedua komponen utama dinding sekunder
disimpan pada periode yang berbeda. Selulosa disimpan pada siang hari,
sedangkan lignin setelah tengah malam. Lignin menembus bagian selulosa.
Dinding yang
lapisan ligninnya tebal memungkinkan selulosanya terlarut dan tinggal ligninnya
saja atau ligninnya yang larut dan tinggal selulosannya saja. Fenomena ini
membuktikan bahwa pada lignin terdapat rongga interserabut, dan rongga kapiler
ini bersinambungan.
Pembagian struktur halus dinding sel didasarkan pada penggunaan mikroskop elektron. Foto yang dibuat dengan mikroskop elektron dapat menunjukkan adanya mikroserabut halus yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Pembagian struktur halus dinding sel didasarkan pada penggunaan mikroskop elektron. Foto yang dibuat dengan mikroskop elektron dapat menunjukkan adanya mikroserabut halus yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Struktur
morfologi selulosa dinding sel sekarang telah diketahui. Pada dinding sel
terdapat lamela yang terdiri atas serabut. Dengan teknik tertentu, dimungkinkan
untuk membedakan makroserabut dengan mikroskop cahaya. Bentuknya seperti
jejaring tiga dimensi. Jejaring ini saling menjalin dengan jari-jari paralel
dari ruang mikrokapiler yang berisi senyawa non selulosa. Ketebalan
makroserabut antara 0,4-0,5 mm, sedangkan mikroserabut antara 20-30 nm.
Mikroserabut membungkus serabut elementer yang tebalnya antara 3-5 nm.
2. Hasil Penelitian Fisikokimia
Molekul selulosa berisi rantai panjang yang bersambungan dengan residu glukosa. Molekul rantai tersusun dalam suatu ikatan yang disebut misela. Hipotesis tentang adanya misela diusulkan oleh Nageli pada abad lalu. Menurutnya misela merupakan unit tunggal
Yang tersusun dalam suatu susunan permanen dalam matriks intermicellar, yang dengan menggunakan mikroskop pemolaran dapat dibuktikan adanya misela seperti kristal. Berdasarkan hasil berbagai penelitian, khususnya dengan sinar X, para peneliti menyimpulkan bahwa misela terdiri atas rantai paralel residu glukosa yang mempunyai sifat dan jarak yang tetap diantaranya. Pada penelitian lebih lanjut oleh ahli botani, kimia dan fisika, beberapa teori diusulkan untuk menerangkan organisasi molekul selulosa di dalam dinding sel. Frey Wyssling dan Muhlethaler (1965), setelah memperhatikan selulosa, menyimpulkan bahwa molekul selulosa adalah seperti rantai yang tersusun secara teratur dalam suatu bungkusan. Setiap bungkusan dibentuk dari serabut elemen yang berisi kira-kira 40 molekul selulosa. Panjangnya kira-kira 3,5 nm dan tebalnya 3 nm. Serabut elemen sebagian besar merupakan kristal, meskipun ada juga sedikit yang tersusun merupakan perakristalin. Jumlah residu glukosa dalam molekul sel serabut beragam antara 500-10.000 dan panjang molekulnya 0,25-5 mm. berdasarkan penelitian pada dinding sekunder akhir-akhir ini banyak perhatian ditujukan pada struktur dinding primer. Dinding primer merupakan struktur yang sama dengan dinding sekunder, yang terdiri atas mikroserabut selulosa dan matriks nonselulosa. Pada Phycomycetes, beberapa mikroserabutnya berisi kitin atau senyawa yang lain. Matriksnya berisi pektin dan hemiselulosa.
Molekul selulosa berisi rantai panjang yang bersambungan dengan residu glukosa. Molekul rantai tersusun dalam suatu ikatan yang disebut misela. Hipotesis tentang adanya misela diusulkan oleh Nageli pada abad lalu. Menurutnya misela merupakan unit tunggal
Yang tersusun dalam suatu susunan permanen dalam matriks intermicellar, yang dengan menggunakan mikroskop pemolaran dapat dibuktikan adanya misela seperti kristal. Berdasarkan hasil berbagai penelitian, khususnya dengan sinar X, para peneliti menyimpulkan bahwa misela terdiri atas rantai paralel residu glukosa yang mempunyai sifat dan jarak yang tetap diantaranya. Pada penelitian lebih lanjut oleh ahli botani, kimia dan fisika, beberapa teori diusulkan untuk menerangkan organisasi molekul selulosa di dalam dinding sel. Frey Wyssling dan Muhlethaler (1965), setelah memperhatikan selulosa, menyimpulkan bahwa molekul selulosa adalah seperti rantai yang tersusun secara teratur dalam suatu bungkusan. Setiap bungkusan dibentuk dari serabut elemen yang berisi kira-kira 40 molekul selulosa. Panjangnya kira-kira 3,5 nm dan tebalnya 3 nm. Serabut elemen sebagian besar merupakan kristal, meskipun ada juga sedikit yang tersusun merupakan perakristalin. Jumlah residu glukosa dalam molekul sel serabut beragam antara 500-10.000 dan panjang molekulnya 0,25-5 mm. berdasarkan penelitian pada dinding sekunder akhir-akhir ini banyak perhatian ditujukan pada struktur dinding primer. Dinding primer merupakan struktur yang sama dengan dinding sekunder, yang terdiri atas mikroserabut selulosa dan matriks nonselulosa. Pada Phycomycetes, beberapa mikroserabutnya berisi kitin atau senyawa yang lain. Matriksnya berisi pektin dan hemiselulosa.
Belum ada keseragaman pendapat
mengenai pertumbuhan dinding sel. Ada yang berpendapat bahwa pertumbuhan
dilakukan dengan aposisi yaitu pertumbuhan dengan menambahkan lapisan baru ke
arah sentripental. Ada teori baru yang mendasarkan pada penelitian dengan
mikroskop elektron dan telah dikembangkan oleh Frey Wyssling dan Stecher
(1951). Teori tersebut menerangkan bahwa dinding sel tumbuh dengan cara yang disebut
pertumbuhan mozaik. Pada pertumbuhan mozaik, tekstur serabut dalam daerah
dinding tertentu menjadi longgar karena adanya tekanan turgor. Yang kemudian
diperbaiki dengan penimbunan mikroserabut baru dalam celah yang terjadi karena
adanya desakan. Longgarnya jejaring serabut ini terjadi karena matriks dinding
bersifat plastis. Pertumbuhan dinding ini melibatkan hormon pertumbuhan,
protein, dan enzim yang terdapat dalam dinding sel.
Konsep pertumbuhan yang lain
adalah teori pertumbuhan multinet ( Houwink dan Roelofsen, 1954). Menurut teori
ini penebalan dan peningkatan permukaan dinding primer terjadi melalui
pemisahan mikroserabut yang melintang dan mengubah orientasinya. Perubahan
orientasi yang dimaksud adalah pada awal pembentukan lamela yang hampir seluruhnya
transversal menjadi hampir seluruhnya memanjang. Lamela baru lebih padat,
bersilangan dan hampir seluruhnya berorientasi tegak. Mikroserabut ditambahkan
secara sentripental. Pada sistem mikroserabut selulosa dapat diasumsikan bahwa
menurut teori pertumbuhan multinet, serabut ditambahkan pada dinding sel yang
tumbuh dengan cara aposisi. Menurut pertumbuhan mozaik, konsep instususepsi
juga dapat terjadi. Matriks dinding yang terdiri atas hemiselulosa dan pektin
terus-menerus disekresikan tidak hanya kedalam lamela yang berbatasan dengan
sitoplasma, tetapi juga ke dalam lamela luar.
Banyak penelitian dilakukan untuk
mengetahui atau menemukan orientasi mikroserabut, misela, dan rantai selulosa
pada berbagai lapisan dinding sel, terutama pada dinding sekunder, yang dengan
menggunakan berbagai metode penelitian pada onjek yang sama diperoleh hasil
yang sama.
Pada irisan melintang tipis
trakeida yang diperiksa dengan mikroskop cahaya terpolarisasi, ketika dua
pepolar disilangkan, lapisan tertentu dari dinding tampak terang dan bagian
lain tampak gelap. Lapisan yang terang terputus menjadi empat tempat. Daerah
paling terang dari suatu lapisan terletak pada sudut 45° terhadap sumbu
penganalisis dan polarisator mikroskop. Sementara, daerah paling gelap pada lapisan
yang sama kira-kira paralel dengan sumbunya
f. Macam-macam benda ergastik
Benda Ergastik (Benda Non-Protoplasma)
Didalam sel terdapat bagian-bagian yang tidak hidup atau biasa disebut
dengan istilah benda ergastik. Benda ergastik dibagi menjadi dua jenis, yaitu
benda ergastik padat dan benda ergastik cair. Yang termasuk kedalam benda
ergastik padat, yaitu amilum, aleuron, kristal Ca-Oksalat. Sedangkan yang
termasuk kedalam benda ergastik cair, yaitu asam organik, karbohidrat, lemak,
protein, zat penyamak, antosianin, alkaloid, minyak atsiri, dan terpentin.
Amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n,
berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas,
dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan
tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan
tepung asimilasi. Aleuron ditemukan pada endosperm yang mengering. Prosesnya :
keringnya biji, yang berarti mengeringnya endosperm menjadi semakin sedikit
sehingga konsentrasi konsentrasi zat-zat yang terlarut seperti putih telur,
garam dan lemak akan smakin besar, kemudian vakuola pecah hal ini akan
terus berlangsung hingga vakuola pecah menjadi kecil-kecil yang mengandung
zat-zat yang mengkristal yang disebut aleuron. Kristal yang terdapat pada
tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme, umumnya terbentuk dari kristal
Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal tersebut tidak larut dalam asam cuka namun
larut dalam asam kuat (Kimball, 1983).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik,
sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan
sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat
berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin,
dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya
penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin)
dan perlindungan, misalnya adanya Kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga
hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali
(Priyandoko, 2004)
Suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel
itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma
yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian, maka benda-benda dalam sel yang
nonprotoplasmik berarti adalah benda-benda yang tanpa adanya zat-zat kehidupan
atau disebut pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel
tumbuhan disebut benda ergastik (Ergastic Substances).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik
organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk
pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan
makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.
II.
Sifat Benda Ergastik
a. Benda Ergastik yang Bersifat Cair
1.
Amilum (butir-butir
amilum) :
Ciri-ciri amilum:
· Mempunyai rumus empiris(C6H10O5)n,
· Berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut
amiloplas,
Amilum dapat dibedakan menjadi:
- Leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan
- Kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi.
Titik permulaan (initia)
terbentuk amilum disebut hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum
dibedakan menjadi amilum konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum
eksentris bila berada ditepi hilusnya.
Menurut
banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
- Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus
- Amilum semi majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing
dikelilingi lamela, sehingga terbentuk
lamela yang mengelilingi seluruhnya
- Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi
lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
Dalam amilum
terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan
pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda,
sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela
akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat
terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat,
dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi,
misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
2.
Aleuron dan kristal putih telur
Ditemukan pada
endosperm yang mengering. Prosesnya :
keringnya biji, yang berarti mengeringnya endosperm menjadi semakin sedikit
sehingga konsentrasi konsentrasi zat-zat yang terlarut seperti putih telur,
garam dan lemak akan smakin besar, kemudian vakuola pecah hal ini akan terus
berlangsung hingga vakuola pecah menjadi kecil-kecil yang mengandung zat-zat
yang mengkristal yang disebut aleuron. Sebuah
aleuron berisi sebuah/ lebih krsitaloid putih telur dan sebuah atau beberapa
guboid(bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca dan Mg dari
asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron dapat
terlihat pada lapisan paling luar dari endosperm padai dan jagung, dapat
terbuang karena pencucian beras terlalu bersih, sedangkan pada biji jarak
aleuron tampak tersebar dengan ukuran lebih besar dari aleuron padi.
3.
Kistal-kristal
Kristal yang
terdapat pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme, umumnya
terbentuk dari kristal Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal
tersebut tidak larut dalam asam cuka namun larut dalam asam kuat. Bentuk-bentuk Kristal Ca-Oksalat :
-
Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil, terdapat pada tangkai daun
amaranthus hybridus, tangkai daun nicotiana tabacum dan begonia sp.
-
Kristal tunggal besar, berbentuk prisma atau poliedris terdapat pada daun
Citrus sp.
-
Rafida,berbentuk seperti jarum atau sapu lidi terdapat pad daun mirabilis
jalapa, batang dan akloe vera, daun rhoeo discolor serta ananas commosus,
lapisan epidermis batang Pleomele sp.
-
Kristal majemuk, disebut juga drussen berbentuk bintang atau roset,
terdapat pada tangkai daun carica papaya, kortek batang gnetum gnemon, ricinus
communis dan daun datura metel.
-
Kristal sferit berbentuk kristal letaknya sitengah tengah sel, teratur
radier. terdapat pada batang Phyllocactus sp.
-
Kristal ca-Carbonat terdapat pada sel daun Ficus elastica berupa sistolit,
acanthaceae, Curcubiotaceae dan Uricaceae.
-
Silica merupakan endapan silicon antara lain:
· Pada tanaman palmae berbentuk kopi
· Pada Heliconaceae berbentuk bujur sangkar
· Zingiberaceae berbentuk pasir
· Cyperaceae berbentuk kerucut
· Poaceae berbentuk amorf
-
Stiloid, kristal berbetuk prisma yang dikedua ujungnya meruncing seperti
bilah, didapatka sebagai kristal tunggal, Pada iridaceae, agavaceae dan
Liliaceae.
b.
Benda Ergastik Bersifat Cair
Merupakan zat
yang terlarut dalam cairan sel, terdapat dalam vakuola. Dalam sebuah sel,
kemungkinan mempunyai vakuola-vakuola yang komposisi ergastik cair yang
berlainan. Ergastik yang berupa cairan itu meliputi:
· Asam Organik, antara lain asam oksalat, asam sitrat, asam malat yang
kadang-kadang dalam bentuk garam-garamnya. Konsentrasi asam organic yang tinggi
banyak dijumpai pada vakuola-vakuola muda
· Karbohidrat, berupa sakarida yang terlarut, antara lain ,monosakarida(glukosa,fruktosa)
dan disakarida(sakarosa, maltosa) bentuk gula didapatkan berupa inulin, seperti
pada umbi dahlia sp.
· Protein, berupa asam amino dan peptida sederhana
· Lemak,berupa lemak atau minyak sebagai cadangan makanan, antara lain : asam
palmitat dan asam stearat, seperti pada biji kacang tanah dan daging buah
kelapa.
· Zat penyamak(tannin)
· Antosianin
· Alkaloid: Jenis Alkaloid bermacam macam meliputi
-
Cafein : cofea arabica
-
Papain : carica papaya
-
Theobromin : Theobromin cacao
-
Atrophin : Athropha balladona
-
Morfin : Canabis sp
-
Kokain : Erytocyclon coca
-
Solanin : Solanum tuberosum
-
Nikotin : Nicotiana tobacum, dll
· Minyak Atsiri: mempunyai daya bias dan menguap. Contoh pada kulit citrus
sp, daun kayu putih, bunga mawar dan melati, minyak cengkeh
· Terpentin: termasuk lipid tak tersabunkan antar lain pinus jefreyyi dan
Pinus sabiniana.
III. Gambar-gambar Benda
Ergastik
g. fungsi organel sel tumbuhan
Sel merupakan bagian yang terkecil di dalam suatu sistem kehidupan mahkluk
hidup. Orang yang pertama kali mengamati sel adalah Robert Hook. Ia melakukan
pengamatan pada sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana pada tahun
1665. Lalu, pada saat yang sama Thomas Schwann juga mempelajari bagian bagian
tumbuhan dan hewan. Kedua ilmuan tersebut mengamati bahwa tumbuhan dan hewan
tersusun atas sel sel. Kemudian, di dalam setiap sel tersebut terdapat komponen
komponen penyusun sel dan bersifat hidup yang disebut sebagai organel sel.
Organel sel adalah bagian yang terpenting di dalam sebuah sel, fungsi
organel sel yang paling utama adalah untuk mengatur proses kehidupan di
dalam sel.
Organel sel terdapat di dalam salah satu bagian sel yang disebut sitoplasma. Organel sel ini pun juga terdiri atas beberapa bagian penyusun yang masing masing memiliki fungsi yang berbeda beda, namun tetap bekerja sebagai satu sistem yang mendukung proses kehidupan yang terjadi pada sebuah sel. Berikut adalah beberapa nama organel sel: retikulum endoplasma, ribosom (ergastoplasma), mitokondria, lisosom, badan golgi, sentrosom (sentriol), plastida, vakuola, mikrotubulus dan mikrofilamen, serta peroksisom (badan mikro). Dari beberapa nama organel sel tersebut, terdapat beberapa fungsi yang berbeda. Berikut ini adalah fungsi organel sel berdasarkan nama nama sel:
- Retikulum Endoplasma, adalah organel sel yang berbentuk saluran
saluran yang terhubung dengan inti. Fungsinya antara lain berperan dalam
transport zat dan tempat menempelnya ribosom.
- Ribosom, adalah organel sel yang terdapat di dalam sitoplasma dan
menempel pada retikulum endoplasma kasar. Berfungsi untuk sintesis
protein.
- Mitokondria, adalah organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran
lekuk pendek di bagian dalam. Fungsinya adalah untuk respirasi sel dan
sebagai pusat pembangkit tenaga.
- Lisosom, adalah organel sel yang banyak ditemukan di dalam sel sel
yang berperan penting dalam imunitas seperti leukosit dan limfosit. Fungsi
lisosom antara lain adalah mencerna zat zat yang belum dapat diurai,
menghancurkan bagian sel yang tidak berguna lagi, mencerna makanan
cadangan di saat kekurangan, tempat pembentukan enzim pencernaan,
menetralkan zat yang menyebabkan kanker (karsinogen).
- Badan golgi, adalah organel yang berbentuk bulatan dan berfungsi untuk
sekresi zat, sintesis lisosom , dan lain lain.
- Sentrosom, adalah struktur berbentuk tabung yang dapat ditemukan pada
sel eukariota. Fungsinya adalah untuk membentuk silia dan flagela, serta
memproses pembelahan sel dalam membentuk benang spindel.
- Plastida, adalah organel yang khas pada sel tumbuhan sebagai tempat
pigmen warna.
- Vakuola, adalah organel yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
cadangan makanan sekaligus menyimpan zat zat yang akan dieksresikan.
- Mikrotubulus, adalah organel mikro yang berfungsi untuk kerangka sel
dan berperan penting dalam pembentukan spindel.
- Mikrofilamen, adalah benang benang halus yang mempengaruhi kontraksi
sel.
- Peroksisom, adalah kantong kecil yang berisi dengan enzim katalase
yang fungsinya mengurai peroksida yang merupakan sisa dari metabolisme
yang sifatnya toksik menjadi air dan oksigen yang membahayakan sel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa Sel adalah satuan unit
terkecil dari kehidupan. Setiap makhluk hidup tersusun atas banyak sel (multiseluler),
namun ada juga yang hanya tersusun atas satu sel (uniseluler). Tumbuhan
termasuk makhluk hidup multiseluler dan tumbuhan memiliki organel sel.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar setelah membaca makalah ini, pembaca termotivasi
untuk mempelajari lebih dalam pada sel tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.biologi.sel (online) 08.00 WIB. 21 april 2018
https://kampusbiologi.blogspot.co.id/organelsel (online) 08.30 WIB.21 april 2018
https://artikelbermutu.com.biologisel (online) 08.45 WIB. 21 april 2018
https://ranubisnis.wordpress.com/strukturpembentukansel (online) 09.00 WIB.21 april 2018
https://catatanipa.blogspot.co.id/fungsiorganelsel (online)16.00 WIB. 21 april 2018
https://kerajaanbiologi.com.perbandingansel (online)16.15 WIB.21 april 2018
https://www.scribd.com/perbedaanselhidupdanselmati (online)16.37 WIB. 21 april 2018
https://agroteknologi.web.id/struktur-fungsiseltumbuhan(online)16.50 WIB.21 april 2018
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.Organel sel
2.Dinding sel
3.Sel prokariotik dan sel eukariotik
.